1)
Aliran psikoanalisa
Sigmund Freud
(1856-1939) merupakan pendiri psikoanalisis. Menurut Freud pikiran-pikiran yang
direpres atau ditekan, merupakan sumber perilaku yang tidak normal/menyimpang. Pandangan
freud secara lengkap adalah sebagai berikut:
-
Kesadaran dan ketidaksadaran: Berpendapat
bahwa kehidupan psikis terdiri dari kesadaran (the conscious) dan
ketidaksadaran (the uncoscious). Kesadaran dapat diibaratkan sebagai permukaan
gunung es yang nampak. Jadi kesadaran itu merupakan bagian kecil dari
kepribadian. Ketidaksadaran yang merupakan bagian kecil dari gunung es di bawah
permukaan air mengandung insting-insting yang mendorong perilaku manusia. Menurut
Freud ada bagian lain yang disebut prasadar (preconscious). Dalam preconscious
stimulus-stimulus belum direpres, sehingga dapat dengan mudah ditimbulkan
kembali dalam kesadaran.
-
Selanjutnya Freud mempunyai pandangan
bahwa kepribadian teridiri dai Id, Ego, Superego. Id merupakan bagian primitif
dari kepribadan Id mengandung isnting seksual dan insting agresif. Id
membutuhkan stratisfacation dengan segera tanpa memperhatikan realitas yang
ada, sehingga oleh Freud disebut prinsip kenikmatan (pleasure principle). Ego
disebut prinsip realitas (reality principle). Ego menyesuaikan diri dengan
realitas. Sedabkan Superego merupakan prinsip inoral (morality principle),
yaitu mengontrol perilaku dari segi moral.
2)
Aliran behaviorisme
Behaviorisme adalah
sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun
1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan unsur subyek tunggal
psikologi. Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat dan berpengaruh,
serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Behaviorisme lahir sebagai reaksi
terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan
laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis (yang berbicara tentang alam
bawah sadar yang tidak tampak). Behaviorisme secara
keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi dari
psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata. Dengan
demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen
seperti yang dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme sudah
melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan masih
memfokuskan diri pada proses-proses mental. Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat
diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme memandang pula bahwa ketika
dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan
berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya.
Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia buruk, lingkungan yang baik
akan menghasilkan manusia baik. Kaum behavioris memusatkan dirinya pada pendekatan
ilmiah yang sungguh-sungguh objektif. Kaum behavioris mencoret dari kamus
ilmiah mereka, semua peristilahan yang bersifat subjektif, seperti sensasi,
persepsi, hasrat, tujuan, bahkan termasuk berpikir dan emosi, sejauh kedua
pengertian tersebut dirumuskan secara subjektif.
3)
Aliran humanistik
Abraham Maslow
(1908-1970) dapat dipandang sebagai bapak dari psokologi humanistik. Gerakan ini
merasa tidak puas terhadap psikologi behavioristik dan psikoanalisis, dan
memfokuskan penelitiannya pada manusia dengan ciri-ciri eksistensinya. Psikologi
humanistik mulai di Amerika Serikat pada tahun 1950 dan terus berkembang. Tokoh-tokoh
psikologi humanistik memandang behaviorisme mendehumanisasi manusia. Psikologi humanistik
mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan
manusia. Menurut psikologi humanistik manusia adalah mahluk kreatif yang
dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan oleh
kekuatan-kekuatan ketidaksadaran. Maslow menjadi terkenal karena teori
motivasinya, yang dituangka dalam bukunya “motivation and personality”. Dalam buku
tersebut diuraikan bahwa pada manusia terdapat lima macam kebutuhan yang
berhirarki, meliputi:
- Kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological needs)
- Kebutuhan-kebutuhan rasa aman (the safety needs/the security needs)
- Kebutuhan rasa cinta dan memiliki (the love and belongingness needs)
- Kebutuhan akan penghargaan (the self-esteem needs)
- Kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualizacation needs)
Kebutuhan-kebutuhan
tersebut dikatakan berhierarki karena kebutuhan yang lebih tinggi menuntut
dipenuhi apabila kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah sudah terpenuhi. Ada empat
ciri psikologi yang berorientasi humanistik, yaitu:
a)
Memusatkan perhatian pada person yang
mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam
mempelajari manusia.
b)
Memberi tekanan pada kualitas-kualitas
yang khas manusia, seperti kreativitas, aktualisasi diri, sebagai lawan
pandangan tentang manusia yang mekanistik dan reduksionistis.
c)
Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam
memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian
yang akan digunakan.
d)
Memberikan perhatian penuh dan
meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik
pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu (Misiak dan
Sexton,1998). Swlain Maslow sebagai tokoh dalam psikologi humanistik, juga Carl
Rogers (1902-1987) yang terkenal dengan client-centered therapy (walgito, B
2002 : 80).
Sumber :
Basuki, Heru A.M (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.
psikologi (2010). Jurnal Online Kajian Psikologi. from http://psikologi.or.id/psikologi-umum-pengantar/aliran-behaviorisme.htm, 12 april 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar