Sabtu, 29 Juni 2013

Keterkaitan Abnormalitas dengan Gender, Stress Dan Konsep Motivasi

Abnormalitas
Psikologi Abnormal ( Abnormal Psychology ) merupakan salah satu cabang psikologi yang berupaya untuk memahami pola perilaku abnormal dan cara menolong orang – orang yang mengalaminya. Dari waktu ke waktu sebagian dari kita merasa cemas ketika menghadapi interview kerja yang penting atau ujian akhir . Lalu bagaimana kita di anggap melanggar batas antara perilaku abnormal dengan normal ?
Satu jawabannya adalah kondisi emosional seperti kecemasan dan depresi dapat dikatakan abnormal bila tidak sesuai dengan situasinya. Hal yang normal bila kita tertekan dalam tes tetapi menjadi tidak normal ketika rasa cemas itu muncul ketika sedang memasuki department store atau menaiki lift. Perilaku abnormal juga diindikasikan melalui besarnya / tingkat keseriusan problem. Walaupun bentuk kecemasan sebelum interview kerja dianggap cukup normal namun merasa seakan – akan jantung akan copot yang mengakibatkan batalnya interview adalah tidak normal.

Gangguan Stress
Pengertian stres yang mengacu pada konsepsi stres merupakan respon diantaranya dikemukakan oleh E.P. Gintings. Menurut Gintings (1999 : 5-6), stres ialah reaksi tubuh manusia kepada setiap tuntutan yang dialami oleh seseorang dalam hal sebagai berikut.
- Keletihan dan kelelahan akibat kehidupan.
-Suatu keadaan yang dinyatakan oleh suatu sindroma khusus dari
 peristiwa biologis.
- Mobilisasi pembelaan tubuh yang memungkinkan adaptasi terhadap
peristiwa kekerasan atau ancaman.
- Tergangguangan mekanisme keseimbangan dalam diri seseorang yaitu
- keseimbangan dalam dan keseimbangan luar yang bersifat fisik, sosial, mental, dan spiritual oleh karena perubahan mendadak yang sifatnya tidak menyenangkan maupun menyenangkan.
- Mengecilnya potensi seseorang karena adanya luka-luka perasaan, beban berat, dan kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi dalam diri seseorang.
Respon individu terhadap stressor memiliki dua konponen, yaitu : komponen psikologis, misalnya terkejut, cemas, malu, panik, nerveus, dst. dan komponen fisiologis, misalnya denyut nadi menjadi lebih cepat, perut mual, mulut kering, banyak keluar keringat dst. respon-repons psikologis dan fisiologis terhadap stressor disebut strain atau ketegangan.
Stress adalah keadaan yang menekan khususnya secara psikologis. Keadaan ini dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab, seperti :
1) Frustasi yang menyebabkan hilangnya harga diri
2) Konflik nilai
3) Tekanan kehidupan modern

Gangguan Identitas Gender
Adalah bagaimana seseorang merasa bahwa ia adalah seorang pria atau wanita. Identitas gender secara normal didasarkan pada anatomi gender. Namun pada gangguan identitas gender terjadi konflik antara anatomi gender seseorang dengan odentitas gendernya
Orang-orang yang mengalami gangguan identitas gender (GIG) atau transeksualisme, merasa bahwa jauh didalam dirinya merupakan orang yang berjenis kelamin berbeda dengan dirinya saat ini dengan kata lain mereka merasa terjebak berada didalam tubuh yang dimilikinya saat ini. Mereka tidak menyukai pakaian dan aktivitas yang sesuai dengan jenis kelamin mereka. Ia dapat mencoba berpindah ke kelompok gender yang berbeda dan bahkan dapat menginginkan operasi untuk mengubah tubuhnya agar sesuai dengan identitas gendernya.
Ketika gangguan identitas gender bermula dimasa kanak-kanak , hal itu dihubungkan dengan dengan banyaknya perilaku lintas-gender, seperti berpakaian ataupun beraktifitas seperti lawan jenis. Gangguan identitas gender pada anak-anak biasanya dapat terdeteksi oleh orang tua ketika anak berusia antara 2 hingga 4 tahun (Green & Blanchhard, 1955). Dan gangguan ini terjadi enam kali lebih banyak terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan (Zucker, Bradley, & Sanikhani, 1997).
Berikut merupakan penyebab-penyebab dari gangguan identitas gender :
a.Faktor-faktor biologis : secara spesifik, bukti menunjukan bahwa identitas gender dipengaruhi oleh hormone
b.Faktor-faktor social dan psikologis

ABNORMALITAS DENGAN KONSEP MOTIVASI
    Setiap individu pada dasarnya memiliki konsep motivasi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya . Konsep motivasi sendiri ialah dorongan di dalam diri seseorang dalam menentukan atau melakukan tindakan . Jika , seorang inidividu memiliki perilaku abnormal tentu hal tersebut berpengaruh pada konsep motivasi individu tersebut . Individu yang memiliki perilaku abnormalitas tidak dapat memenuhi tuntutan sosial yang ada di masyarakat dengan kata lain individu tersebut tidak dapat menyesuaikan dirinya . Dalam Hierarki Kebutuhan yang dikemukakan Abraham Maslow , idealnya manusia "sehat"  memiliki kebutuhan fisiologis , rasa aman , kasih sayang , penghargaan , dan aktualisasi diri  yang harus dipenuhi . Bagi orang yang "tidak sehat " bisa saja konsep motivasinya jauh seperti yang diharapkan atau tidak seperti masyarakat pada umumnya .

http://ebekunt.files.wordpress.com/2009/11/psikologi-abnormal.pdf
http://teterettt.blogspot.com/2009/01/gangguan-seksualitas-dan-identitas.html
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_umum2/bab8_abnormalitas.pdf